Notification

×

Today's quote

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Penyusunan Soal Tipe AKM pada Pendidikan Kesetaraan

30 Jan 2022 | Januari 30, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-30T07:04:47Z

(FTPKN-VTP3) Dalam membuat soal type AKM yang harus dibuat secara khusus adalah pada stimulusnya yaitu diambil dari kehidupan nyata yang akrab di mata peserta didik. 

Hal itu disampaikan oleh Eko Ady Saputro, narasumber pertama di minggu kedua, merupakan pamong belajar SKB Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada kegiatan Workshop  Virtual Kompetensi Tutor Pendidikan Kesetaraan (vikomTARA) Premium batch-3, Minggu, 30 Januari 2022. 


Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Materi disampaikan pada zoom meeting dengan nomor khusus kepada ratusan peserta vikomtara premium dari berbagai provinsi yang telah mendaftar. 


"Pembuatan soal UPK yang harus ber-type AKM ini telah  dikonfirmasi kepada  Direktur PMPK dan menjadi harapan agar peserta didik terbiasa menghadapi soal AKM". Kata pamong yang pernah studi banding ke Turki ini.


Menurutnya soal type AKM  harus sesuai kenyataan, bisa berbentuk grafik, gambar, dan lainnya. Namun yang pasti stimulus itu mengajak peserta didik untuk berfikir kritis, mengidentifikasi masalah, dan transfer konsep sesuai pengetahuan yang ada  pada kompetensi dasar. Sebab antara pokok soal dan  jawaban harus mengacu pada stimulus secara logis alur pikirnya. 


"Apakah keharusan menggunakan type AKM ini harus juga menggunakan  5 type soal", tanya Aswin Kadir   dari Sulawesi Utara, tepatnya dari SPNF-SKB Pinogaluman, pada satu sesi pertanyaan selingan materi Pak Eko.  


"Ini merupakan arahan langsung pak Direktur pada saat diskusi POS UPK 2022 di Yogyakarta, Desember 2022." Jawab beliau tegas.


Menurutnya memang harus menggunkaan lima bentuk soal: Pilihan ganda, Pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian. 


"Saya mendengar langsung 5 bentuk soal ini harus digunakan,  kata pak Direktur, kita sudah saatnya mulai berbenah sebab AKM sudah diberlakukan untuk kelas tengah, dengan terbiasa menggunakan soal type AKM pada ujian modul dan UPK, sudah saatnya diberlakukan, sebab kalau bukan sekarang kapan lagi. Hal ini  agar berhasil antara ujian modul dengan AKM nasional." Jawab Pak Eko mengutip pernyataan Pak Direktur PMPK. 


Pertanyaan menarik kedua dari Suzanna Kepri, VTP 753 mengenai pembatasan  menulis stimulus. 


"Apakah ada pembatasan  stimulus soal misalnya  1000 kata karena anak akan habis jika waktu diberi stimulus, semua soal.  Karena menjawab soal berbatas waktu karena hawatir kelelahan. Jadi sebaiknya berapa panjang dalam stimulus?" 


"Secara fixed, tak ada batasan. Tapi stimulus yang  sudah pernah kita buat, nanti Bapak Ibu menyesuaikan karena 1 stimulus bisa dipakai di beberapa soal. Misalnya 1 stimulus digunakan untuk 5 soal, jadi dalam soal 40 item, bisa dipakai hanya lima stimulus" Pak Eko menjelaskan lebih lanjut.


Bagaimana dengan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam membuat soal AKM? Menurut Pak Eko, terserah lembaga mengaturnya namun yang jelas perlu level 3 sebagai ciri soal HOTS dan lebih banyak dipakai di Paket C. 


Tepat pukul 9.59 WIB pak Eko menutup presentasinya. Pesannya di akhir presentasi;


"Materi ini bukan untuk diingat tapi perlu diprakatekkan. Saya sendiri harus banyak dilatih, sebab tanpa latihan akan sulit jadi hanya latihan yg bisa mengarahkan kita menyusun lima soal type soal ini. Kalau hanya ikut tanpa berlatih sama saja kita hanya mengetahui. Belajar dari banyak kesalahan akan  mengasah kita dalam membuat soal type AKM ini". 

Beliaupun tidak lupa ikut budaya FTPKN menutup dengan pantun menarik, 

"Siang-siang pergi ke kota beli alpukat, demikian presentasi  semoga bermanfat." (M. Kurtubi)

×
Berita Terbaru Update