Notification

×

Today's quote

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

SOSOK SESEORANG PEREMPUAN

4 Mei 2021 | Mei 04, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-05-04T07:35:00Z


Pada tanggal 21 April 2021 adalah sebuah peringatan dan sebuah peristiwa bersejarah bagi perempuan Indonesia Peringatan tersebut berawal dari adanya Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Berdasarkan Kepres di masa Presiden Soekarno itulah Raden Ajeng (RA) Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Peringatan 21 April sebagai Hari Kartini lantaran sesuai dengan hari lahir Kartini, Sosok raden ajeng kartini merupan sosok perempuan yang cantik dan mempunyai keinginan kuat serta bercita - cita tinggi untuk menjadi perempuan yang terdepan. 

Budaya turun-temurun menormalisasi seorang perempuan hanya pasif menjalani alur kehidupan.  Kartini ingin membuktikan bahwa perempuan pun bisa menggantikan peran laki-laki. Berkaca dari hal tersebut, Kartini begitu mengidamkan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan. "Kartini ingin menunjukkan jika perempuan tidak hanya 'konco wingking', artinya perempuan bisa berperan lebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di bidang pendidikan.  

Perempuan juga bisa menentukan pilihan hidup tak harus atas paksaan orangtua dan perempuan juga bisa sekolah setinggi-tingginya," kata Pengamat Sejarah Edy Tegoeh Joelijanto (50) yang pernah mengenyam pendidikan di UKDW Jogjakarta dan Universitas Putra Bangsa Surabaya. Semasa hidupnya, Kartini itu membaca. Mulai dari surat kabar hingga majalah, termasuk majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Majalah wanita Belanda “De Hollandsche Lelie” pun jadi langganannya. 

Saat usianya belum 20 tahun, Kartini sudah tuntas membaca buku-buku seperti: Max Havelaar, Surat-Surat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht atau Kekuatan Gaib karya Louis Coperus, dan Die Waffen Nieder atau Letakkan Senjata karya Berta Von Suttner. Semua buku itu berbahasa Belanda. Hingga ia menulis esai berjudul “Upacara Perkawinan Pada Suku Koja” pun keren. Lagi-lagi, Kartini itu sosok literat.  Kartini itu bukan cuma pejuang emansipasi wanita. Karena diskursus emansipasi sepertinya sudah kelar. Mungkin kita terlupa. Bahwa Kartini adalah perempun yang literat. Perempuan dulu yang membaca dan menulis dalam hidupnya. Buku berjudul “Door Duisternis tot Licht” atau “Habis Gelap Terbitlah Terang” jadi bukti Kartini itu literat.

seandainya saja dulu tidak ada perjuangan dari seorang yang bergelar sebagai Raden Ajeng Kartini ini bagaimana kah nasib kita sekarang ini para perempuan Indonesia bisakah kita berkarir ,berkarya, dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan mampukah kita menjadi seorang yang di segani, di sanjung dan di sama ratakan derajatnya dengan kaum pria.

Tentunya kita sebagai perempuan Indonesia harus bersyukur karena dengan adanya perjuangan dari sang Kartini akhirnya kita bisa ikut berkarya, berpartisipasi dan mampu berprestasi ini adalah sebuah peringatan yang tentunya kita harus menjaga segala yg telah di perjuangan oleh seorang Raden Ajeng Kartini terhadap kita wahai seluruh perempuan Indonesia. Semua Perjuangan yang beliau lakukan begitu terasa sekali sebab para perempuan sekarang bisa melakukan apa yang dia mau, bisa sekolah tinggi dan bisa menggapai cita - cita yang diinginkan.kini nasib perempuan tidak lagi hanya berdiam diri kini perempuan bisa bergerak sesuai dengan kemauannya.

Hikmah si penulis bercita - cita tinggi  untuk menjadi seorang perempuan yang mampu menjadi seorang kartini masa depan dan dengan cita - citanya tersebut akhirnya bisa berhasil untuk menjadi orang yang lebih terangkat derajatnya yang mana orang tuanya kala itu hanya seorang petani, dan akhirnya dia bisa lulus kuliah di perguruan tinggi dan mampu menjadi seorang Sarjana dan bisa mengukir prestasi yang membanggakan baik bagi keluarga, kabupaten maupun provinsi. Semangat juang nya juga begitu tinggi untuk menggapai cita dan masa depan yang cerah diapun juga menuangkan kisah perjuangan hidupnya melalui karya buku pertamanya yaitu Bahtera Seribu Lentera Di Bumi Sanggam.

Perempuan engkau adalah seorang yang mulia sehingga engkau di muliakan dalam Al-Qur'an yaitu surah an-nisa dengan begitu marilah kita bersama menjadi seorang Kartini masa depan yang membawa pada perubahan baik untuk keluarga kita, masyarakat maupun buat negara tercinta ini yu kita bersama bergandeng tangan bahu membahu bertindak dan berperilaku menjadi perempuan yang lebih baik dari sebelumnya Aamiin.


Sosok Raden Ajeng Kartini tak mungkin bisa tergantikan oleh siapapun tapi bisa kita contoh semangat juangnya dalam memperjuangkan kita wahai perempuan. Raden ajeng kartini ini juga seorang penulis beliau juga berjuang melalui tulisan dengan bukti nyata yaitu menuangkan  pemikirannya lewat tulisan yang dimuat oleh majalah perempuan di Belanda bernama de HoandscheLelie. Kartini ya kartini. Wanita ya wanita. Maka Kartini bukan simbol pemberontakan wanita terhadap kodrat kewanitaannya. Kartini tidak pernah berjuang untuk setara dengan laki-laki. Tapi kartini adalah sosok literat yang tidak lupa kodratnya. Entah, masihkah ada Kartini hari ini yang membaca dan menulis Dan  selamat memperingati hari Kartini. 

Penulis:  Nourhikmah, S.Sos,I

Pengelola : TBM Sinar Harapan SKB Balangan 
×
Berita Terbaru Update