Notification

×

Today's quote

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Pertanyaan dan Jawaban yang Sangat Berisi di VTP#4 - Apasajakah itu?

28 Feb 2022 | Februari 28, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-27T17:09:51Z



 VikomTARA Premium DPP FTPKN berlangsung dalam waktu dua pekan ini, dan pada sesi tatap muka zoom meeting kali ini membahas tentang Kisi-kisi dan pembuatan soal type AKM yang standardized (standar baku). Disampaikan oleh tenaga ahli di Pusat Kurikulum dan dari tenaga ahli pembuatan soal ujian nasional. Kedua Ahli ini diberondong pertanyaan dari ratusan peserta vikomTARA #4 dengan banyak sekali. Berikut adalah rangkuman dari sekian banyak pertanyaan. Dimoderatori oleh Kinan, dari Gorontalo, salah satu pengurus bidang TIK di DPP FTPKN. Silakan disimak.

 

QnA tentang Kisi-Kisi hingga Penilaian Soal UPK tipe AKM

 

Dalam diskusi panel vikomTARA Premium Batch#4 bersama Pak Dr. Suprananto, M.Ed dan Ibu Dra. Maria Listiyanti Minggu, 26 Februari 2022 pukul 13.00 s.d 17.00 WIB berlangsung sangat aktif. Bahkan kedua narasumber menyimpulkan bahwa banyaknya pertanyaan membuktikan bahwa seluruh tutor yang menjadi peserta vikomTARA Premium Batch#4 ini memiliki kemauan belajar demi mewujudkan pendidikan kesetaraan yang berkualitas dan bermartabat. Berikut ini beberapa questions and answers dari beberapa peserta beserta kedua narasumber:

 

Vtp960_M Wisnu: “Apakah kisi-kisi yang dibuat bisa diserahkan ke peserta didik?”

Bu Maria: Bisa juga untuk gambaran, selama itu tidak membocorkan soal.

Pak Anto: teaching to the test (kisi-kisi spesifik yg diberikan ke siswa)

Jika kisi-kisi itu untuk rambu-rambu soal maka peserta didik tidak berhak, jika kisi-kisinya generic, maka sah-sah saja. Karena yang dikhawatirkan peserta didik tidak belajar apapun selain yang ada di kisi-kisi,

 

Vtp943_Witri Diani: “Apakah setiap KD harus dibuatkan kisi-kisinya? Atau sesuai dengan apa yang dipelajari saja? Atau kita buat semua setiap KDnya nanti tinggal pilih yang akan kita pakai?”

Pak Anto: memilih KD yang esensial saja, karena yang sebelumnya sudah diujikan diakhir penilaian sumatif atau formatif, tidak perlu diujikan lagi di akhir jenjang. Dan tidak harus semua materi diujikan pada ujian akhir jenjang.

 

Vtp921_Wulandari: “Jika ada soal yang harus diganti apakah perlu dilakukan analisis dan telaah soal lagi?”

Pak anto: Saran dengan waktu dan SDM yang terbatas

Tips and triknya:

1. Berkolaborasi menginisiasi menyusun kisi-kisi sampai dengan soal

2. Sosialisasikan kepada peserta didik peserta UPK yang akan ujian

3. Buat satu paket soal yang inti kemudian diberikan ke satuan pendidikan, nanti satuan pendidikan yang menyusun paralelnya

4. Misalnya DPD DKI yang sudah selesai penyusunan kisi-kisi misalnya bisa di share ke seluruh DPD/DPC ke seluruh Indonesia

 

Bu Maria: Membaca dengan teliti kisi-kisi tahun sebelumnya, agar mencegah misalnya grafik dalam soal sebelumnya banyak yang tidak terikut pada soal, sehingga dengan ketelitian dapat meminimalisir human error tersebut.

 

Vtp 639_Ramdani: “Apakah soal yang disusun ini hanya dimensi pengetahuan? Atau sudah dengan dimensi keterampilannya?”

Bu Maria: Idealnya lengkap dimensi pengetahuan dan keterampilan.

 

Vtp931_Heriansyah: “Bagaimana melakukan penilaian sikap terhadap peserta didik, sedangkan pembelajaran dilakukan secara daring?”

Pak Anto:

Penilaian sikap berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Niatnya dari penilaian sikap tujuannya bukan untuk menghakimi tapi dalam rangka membentuk sikap. Sehingga menilaianya pun ketika tidak bisa dengan cara observasi, maka bisa dilakukan dengan cara students’ self assessntment.

Bu Maria:

Bisa saja dengan adanya penugasan yang melihat sikap. Misalnya gotong royong.

Penilaian secara daring bisa dengan mengirimkan foto saat peserta didik melakukan gotong royong. Sejatinya, dimensi keterampilan adalah penilaian pengetahuan yang terdapat juga penilaian sikap didalamnya.

 

Vtp920_Maria Astuti: “Bagaimana juga dengan melakukan penilaian keterampilan terhadap peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan secara daring?”

Pak Anto:

Keterampilan dan sikap tidak bisa hanya penilaian di akhir saja.

Karna ini keterampilan dalam arti psikomotorik dan sikap.

Keterampilan dan sikap dinilai sedini/seawal mungkin.

Keterampilan harus praktik baik diawasi atau tidak diawasi untuk mengukur kompetensi keterampilan.

Jadi jangan dipaksakan.

Bu Maria:

Penilaiannya perlu membuat rubrik

Pedoman penilaian praktik tergantung pada penugasannya apa

Misalnya praktek menulis

Rubrik penilaian juga harus diberikan kepada setiap peserta didik.

 

Vtp783_Yuslan: “Dengan kondisi pengetahuan tutor di Satuan PKBM tentang penyusunan soal UPK tipe AKM, siapa yang menjadi tim penelaah soal yang dibuat oleh satuan?”

Pak Anto: Intinya yang menelaah itu tidak boleh yang menyusun soal.

Kalau memungkinkan bisa menggunakan sistem peer atau rotasi. Bahkan, lintas satuan lembaga.

 

Vtp267_Wahidah: “Apakah Degree atau D wajib dicantumkan di indikator soal?”

Bu Maria: Ya, Wajib.

 

Vtp921_Wulandari: “Jika Satuan Pendidikan menyusun perangkat soal UPK-nya secara mandiri, apakah kisi-kisi dan soalnya perlu divalidasi oleh Penilik atau Dinas Pendidikan setempat?”

Pak Anto: Kalau kaitannya untuk bank soal itu tidak ada kaitannya dengan struktur kedinasan. Sebaiknya yang melakukan ialah ahli bidang studi dan ahli penilaian.

 

Vtp639_Ramdani: “Bagaimana stimulus soal yang kontekstual untuk soal AKM?”

Pak Anto: Stimulus soal itu adalah stimulus yang menggambarkan aplikasi yang mudah diukur dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnnya mata pelajaran IPA. Hukum Archimedes, apa yg sering digunakan dalam kehidupan menggunakan teori tersebut.

 

Vtp941_Nopi Kurniawati: “Apakah lebih baik dengan gambar, wacana, atau tabel yang lebih gampang pembuatan stimulus soalnya?”

Pak Anto: Ahli substansi yang lebih tau mengenai hal tersebut.

 

Vtp385_Ulyaulfa: “Dalam komponen kisi-kisi, ada KD dan indikator, apakah 1 KD boleh dijadikan untuk beberapa soal? Atau 1 KD memang harus hanya untuk 1 soal?

Pak Anto:

Tergantung petanya.

Ini tidak boleh dirumuskan.

Dari sekian banyak KD mana yg harus diukur.

Misalnya, 1 KD terdapat 2 materi, jadi silahkan ditentukan mana yang harus di ukur.

 

Vtp116_Yunita Elizabeth: “Apakah untuk membuat kisi-kisiwajib menggunakan format seperti yang ditampilkan Bu Maria tadi?”

Pak Anto:

Tergantung tujuan. Harus ada bentuk formatnya. Semakin rinci maka akan semakin komunikatif ke penyusun soalnya. Semakin generic maka semakin merdeka

 

Vtp921_Wulandari: “Wacana, table atau grafik dalam stimulus soal AKM selama ini di contoh-contoh soal yang saya dapat sepertinya berasal dari potongan berita. Akan tetapi kami masih sulit untuk mencari potongan berita yang sesuai untuk soal AKM yang akan disusun. Bolehkah grafik, table atau wacananya dibuat sendiri oleh penyusun soalnya?”

Pak Anto: Boleh banget. Idealnya memang harus menyusun stimulus sendiri. Tapi tentunya mempertimbangkan waktu.

 

Vtp975_Kartika Wulansari: “Sebaiknya 1 stimulus untuk berapa soal? Bagaimana kalua 1 stimulus untuk 1 soal? Setelah mencoba menyajikan 1 stimulus ternyata yang bisa dimunculkan hanya kaitan materi Paket B, sementara materi yang dituntut Paket C (khusus mata pelajaran eksakta; Fisika)”

Pak Anto: Kalau lintas jenjang sebenarnya tidak masalah, yang penting adalah indikatornya

Kalau:

1 soal untuk 1 stimulus itu tidak mungkin karena waktu

1 stimulus untuk 2 -3 soal yang paling efisien

Kalau 1 stimulus untuk lebih dari 3 soal, maka itu akan sulit mengaitkan dengan indikator. Takutnya, nanti malah keluar dari indikator.

Perlu diperhatikan indikatornya membutuhkan stimulus apa.

 

Vtp896_Dewi Kantjana: “Apakah wajib untuk tiap soal harus berupa AKM dan untuk materi grafik fungsi kuadrat bagaimana stimulusnya?”

Pak Anto: Sebaiknya materi Fungsi Kuadrat itu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya dalam penggunaan tolak peluru, lempar lembing, maupun lempar cakram.

 

Vtp960_M Wisnu: “Apakah soal yang ada di modul (emodul kesetaraan) ada rencana untuk direvisi soal ujiannya menjadi tipe AKM? Karena ujian pendidikan kesetaraan itu berdasarkan modul dan tutor juga berpegangan ke modul yang ada di e modul sebagai acuan”

Pak Anto: kalau menurut saya, lebih tepatnya modul itu dikembangkan.

 

Vtp897_Yeni Marlina: “Apa keunggulan soal tipe AKM disbanding soal biasa? Dan apa yang bisa membedakan soal tipe AKM dan soal biasa?”

Pak Anto: Semakin banyak tipe soal sebetulnya semakin mudah mengakomodasi tujuan dari pertanyaan, Tidak semua cocok pilihan ganda dan uraian, sehingganya dibutuhkan bentuk soal lainnya.

 

Vtp734_Erlina Widjaja: “Skor untuk penilaian Pilihan Ganda Kompleks 2-1-0, maksudnya bagaimana Pak?”

Pak Anto:

Jika menguasai sepenuhnya 2

Menguasai sebagian 1

Jika tidak 0

Tapi hal diatas tidak mutlak, karena bisa saja tipe skor 3-2-1

 

Vtp941_Nopi Kurniawati: “Mohon penjelasannya untuk uraian tertutup dan terbuka!”

Pak Anto: Structure essay itu jawabannya sudah hampir pasti antara si korektor dan peserta test. Jawabannya sudah hampir sama sehingga mengoreksinya lebih mudah.

Tapi ada uraian yg tidak terstuktur misalnya dalam wacana tertentu, apa pendapat anda tentang ini?

Berarti itu jawabannya bisa banyak bisa sedikit.

Maka cara koreksinya agak subjektiif, sehingga bagi korektor wajib ada kata kuncinya.

 

Semoga questions and answers diatas dapat mencerahkan tutor hebat di seluruh Indonesia. Seluruh tutor hebat se Indonesia wajib optimis dalam Penyusunan soal UPK tahun 2022 yang bertipe AKM ini. Semangat terus berkolaborasi, karena ada quote stated that “two heads are better than one head”. Tutor bangkit memperkokoh Indonesia.

 

Moderator: Paramita Kinanti

×
Berita Terbaru Update